Wednesday, May 18, 2016

Thought: #BeriJalanAmbulans


Assalamualaikum!

Minggu lalu di akun twitter pribadi saya (@indahrp), saya menyempatkan untuk tweet series seputar #BeriJalanAmbulans. Tema ini saya angkat agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memberikan jalan lebih dulu ketika Ambulans melintas, semua tweet series tersebut telah saya gabungkan di sini. Dan kali ini saya ingin menuliskan kembali dengan versi yang lebih lengkap.

Sebelum saya membahas lebih lanjut, mari kita jawab bersama pertanyaan berikut...
Siapa yang selalu #BeriJalanAmbulans jika melihat atau mendengar sirine Ambulans, saat sedang berkendara di jalan? Apakah kamu salah satunya?

Hmm.. masih adakah yang berpikiran seperti ini saat menjawab pertanyaan di atas?
Kalau jalanan lancar sih, kita masih bisa untuk memberikan jalan lebih dulu bagi Ambulans. Tapi kalau macet? Semua orang kan juga butuh jalan..

Pasti beberapa di antara kita pernah, bahkan saya sendiri pun sering menyaksikan di jalanan masih ada saja yang masih sulit untuk berbagi jalan & membiarkan Ambulans untuk melintas lebih dulu. Mulai dari jalan raya hingga jalan tol, maupun dari lalu lintas yang lancar hingga kemacetan. Jika terdengar sirine Ambulans, pasti masih ada saja yang tidak memberi jalan. Memprihatinkan ya..

Padahal dengan #BeriJalanAmbulans kita turut membantu melancarkan perjalanan pasien atau korban kecelakaan, yang bisa jadi berada dalam kondisi gawat darurat. Hal yang perlu diingat adalah ini semua berkaitan dengan kesehatan hingga nyawa seseorang. Kita sebagai pengguna jalan pun turut andil dalam proses transportasi pasien tersebut.

Dan nyatanya, mendahulukan Ambulans dalam lalu lintas telah diatur dalam Undang-Undang (UU) Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009 Pasal 134-135, mengenai pengguna jalan yang memperoleh hak utama. Isi pasal tersebut, bisa dilihat pada gambar berikut ini:

Berarti, jika ada yang tidak memberi jalan Ambulans lebih dulu untuk melintas, bukankah pihak yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran Undang-Undang? *senyum manis*

Hmm.. adakah yang berpendapat seperti ini?
Ah, kan bukan hanya 1-2 orang yang tidak memberi jalan Ambulans.. Akan sulit untuk menindaknya jika dianggap sebagai suatu pelanggaran Undang-Undang, karena pasti banyak yang telah melanggarnya..

Baiklah, jika tidak mau dilihat dari sudut hukum & peraturan. Bagaimana jika dilihat dari sisi kemanusiaan, apa masih mau mencari sejuta alasan lainnya untuk tidak #BeriJalanAmbulans?

Pasti tidak sulit bagi kita semua untuk membayangkan, bila salah satu dari kita berada di dalam Ambulans tersebut. Entah sebagai anggota keluarga maupun kerabat pasien, atau bahkan kita sendiri yang menjadi pasien atau korban yang harus segera ditolong atau diselamatkan.

Jika boleh lebih lanjut membayangkan, mari bayangkan bagaimana kondisi para tenaga medis yang juga berada di dalam Ambulans tersebut. Bagaimana rasanya para tenaga medis yang berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa pasien mereka? Bagaimana jika pada akhirnya, pertolongan pertama yang telah diberikan sebelumnya tidak banyak membantu kondisi pasien karena pasien tidak dapat tiba tepat waktu untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya?

Jujur, saya juga pernah kok berada di Ambulans dalam posisi sebagai anggota keluarga maupun sebagai tenaga medis yang menolong pasien. Salah satunya pernah dalam kondisi gawat darurat. Keadaan lalu lintas saat itu memang macet, namun sebenarnya masih ada ruang bagi kendaraan di sekitar untuk sedikit bergeser agar Ambulans dapat melintas. Tapi kenyataannya, tidak semua kendaraan memberi jalan. Silakan bayangkan sendiri bagaimana ketar-ketirnya saya saat itu...

Intinya, kita semua pasti sudah mengetahui betapa pentingnya untuk memberi jalan bagi Ambulans. Lalu bagaimana solusi selanjutnya? Mungkin kita bisa terinspirasi dari apa yang dilakukan warga Jerman berikut, foto ini saya dapatkan dari akun LINE "Sehat Indonesiaku" beberapa waktu lalu:

Di luar negeri sih bisa begitu, kalau di Indonesia? Memang bisa? Tidak mungkin...
Nah, ada lagi yang masih berpikiran begini? Haduh.. kapan negara kita mau lebih maju & lebih baik kalau masih pesimis untuk berbuat baik. Ya, jika memang sekarang kenyataannya tidak semua orang bisa seperti itu & walaupun contoh di atas belum bisa diaplikasikan dalam waktu dekat, tapi mengapa tidak dimulai dari diri kita sendiri?

Mulailah dari diri sendiri, berilah contoh untuk #BeriJalanAmbulans. Sedikit mengalah sekian meter & mengikhlaskan sekian waktu kita bagi yang lebih membutuhkan, apa masih sulit juga?

Biasakan dari sekarang, ketika sedang berkendara kemudian mendengar ada sirine Ambulans, mulailah bersiap-siap untuk #BeriJalanAmbulans. Meminggirkan atau melambatkan laju kendaraan bisa menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan.

Saya sendiri pernah dengan sengaja melambatkan laju kendaraan saya di tengah kemacetan agar Ambulans yang berjarak beberapa meter dari saya bisa lewat, saya pun tidak menghiraukan bunyi klakson-klakson di belakang saya. "Hei, ga tau apa itu Ambulans mau lewat!" --- kadang saya bisa jadi sewot seperti ini di dalam kendaraan. Walau diantara kerumunan kendaraan hanya kita sendiri yang peduli, setidaknya itu telah membantu. Ditambah, insyaAllah menjadi pahala. Banyak kok ladang pahala dari hal-hal sederhana, seperti ini salah satunya.

Oh iya, ada 1 hal penting lainnya terkait kondisi Ambulans yang memiliki hak utama untuk didahulukan dalam lalu lintas. Hal yang perlu diingat adalah.. tolong jangan menjadi "rombongan dadakan" yang tiba-tiba ikut di belakang Ambulans! Mohon bisa sadar diri, jangan mengambil kesempatan dalam kondisi darurat seperti itu ya.. Ironi sekali, padahal dari awal memang bukan bagian dari Ambulans tapi kok tiba-tiba jadi ikut-ikutan minta jalan? Hayooo...

Lagipula, "rombongan dadakan" seperti ini bisa juga menyebabkan yang lainnya menjadi enggan untuk #BeriJalanAmbulans. Karena adanya pihak yang tidak berkepentingan ikut memanfaatkan kondisi tersebut. Jangan seperti itu yaa para pembaca sekalian..

Bukan, bukan karena profesi saya sebagai tenaga medis yang membuat saya dengan yakin membela untuk #BeriJalanAmbulans. Melainkan sisi kemanusiaan lah yang membuat hati saya tergerak agar kita sadar bahwa memberikan jalan bagi Ambulans untuk melintas adalah suatu kewajiban bagi kita semua, bukan hanya jika kita "ingin" berbuat baik saat itu.

Semoga tulisan yang panjang ini bermanfaat bagi semua pihak, termasuk refleksi diri bagi saya sendiri. Berbuat baik itu tidaklah sulit, yang sulit itu adalah memberanikan diri untuk memulainya. Yuk, mari bersama-sama berani untuk memulai #BeriJalanAmbulans sekarang juga! :)

Salaam,
IndahRP
*yang masih sering sewot karena masih banyak yang tidak mau meminggirkan kendaraannya bagi Ambulans*

11 comments:

  1. Indah nice post. Ini aku rasakan bgt kemarin waktu jalan di toll jorr di mobil jenazah, walau bukan utk live saving condition tapi sama pentingnya juga untuk menyegerakan sampai drumah. :"(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mobil jenazah termasuk yg disebutkan juga kok mba witha dalam UU yg aku cantumkan di tulisan ini, jadi juga punya hak utama untuk melintas. Semoga tulisan ini bisa menambah kesadaran banyak orang yaa.. makasih mba witha udah baca :)

      Delete
  2. Yang paling ironi adalah membandingkan pejabat yang lewat di tengah kemacetan dan mereka (kendaraan) memberikan ruang jalan untuk orang yang dirasa penting itu. Padahal keselamatan manusa jauh lebih penting. Human wanna being life

    ReplyDelete
    Replies
    1. Husnudzan aja kali yaa.. semoga memang beliau-beliau memang ada kepentingan darurat yg benar-benar penting bagi tugasnya. kalaupun ga, semoga ga semakin banyak yg sepeti itu yaa :)

      Delete
  3. Makasih mba reminder nya :) semoga masyarakat Indonesia bisa berubah lebih baik ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. sama-sama.. makasih juga udah mampir baca :)

      Delete
  4. Ambulans di mana-mana (nggak cuma di tol), harusnya lebih diprioritaskan untuk melintas. Thank you remindernya yaa, kak Indah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama ratri, semoga makin banyak yg sadar yaa :)

      Delete
  5. Kadang bukan karena ngga mau minggir, tapi maju mundur udah susah saking rapatnya,huhuhu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kita ga bisa minggir, berhenti di tempat aja mba.. nanti pas mobil di depan kita maju, kita tetap berhenti biar ambulans nya bisa lewat di depan kita. Aku juga pernah kayak gini hehehe

      Delete
    2. Noted. Nanti kukasih tau suami dan sopir mobil yang kunaikin, hihihi. Mamacii..

      Delete