Saturday, April 1, 2017

JAPAN TRIP - DAY #2 | TSUKIJI, ASAKUSA, SHIBUYA


Assalamualaikum!

Berhubung kami tiba di Jepang sore hari & sampai di hotel tempat kami menginap di Ginza sudah malam, jadi hari pertama hanya dihabiskan untuk mencari makan malam di sekitar hotel lalu istirahat untuk persiapan hari berikutnya.

* * * * *

Hari kedua.
Langit yang cerah, membangkitkan semangat saya untuk mengeksplor Tokyo!

Saat membuka tirai jendela kamar hotel, langsung disambut langit Tokyo yang sangat cerah & sangat bersih. Kadang saya berpikir sepertinya kota ini tidak ada polusi. Langitnya sungguh biru.

Dari jendela kamar hotel, saya bisa melihat bagaimana Ginza di pagi hari. Belum banyak aktifitas yang terlihat di jalan raya maupun pusat-pusat perbelanjaan (ya, Ginza bisa dikatakan sebagai "surganya" pusat perbelanjaan). Jika dilihat sekitar pukul 6-7 pagi, memang terbilang masih sepi dari kesibukan masyarakatnya. Mungkin ini juga karena sebagian besar toko, restoran, hingga kantor baru mulai dibuka pada pukul 8-9 pagi.

Sebelum jalan-jalan di hari kedua ini, isi amunisi (baca: sarapan) dulu dong. Saat menikmati sarapan di hotel, saya mencoba jenis sayuran segar & ikan salmon tentunya.

Dan kesan pertama saya adalah, sayuran di sini segar banget! Saya mencoba potongan wortel mentah saja teksturnya sangat renyah, rasanya jadi seperti makan buah-buahan saja. Untuk ukuran saya yang tidak suka dengan sayuran, mencoba sayuran di sini berhasil merubah pandangan saya kalau sayuran segar itu enak.


Tepat jam 9 pagi kami siap untuk menuju destinasi pertama, yaitu Tsukiji Fish Market. Lokasi Tsukiji Fish Market tidak jauh dari hotel tempat kami menginap di Ginza. Cukup berjalan kaki selama 10-15 menit (dengan kecepatan berjalan standar Indonesia, kalau kecepatan berjalan standar Jepang lain lagi ceritanya).

Dalam perjalanan, tidak sampai 500 meter dari hotel kami melihat Kabuki-za Theatre. Di dalam teater tersebut, kita bisa melihat pertunjukan Kabuki (pentas drama/teater tradisional). Sayangnya, saya tidak sempat mencari tahu lebih lanjut tentang jadwal pertunjukan di sana. Kami hanya sempat berfoto di seberang jalan, sambil melanjutkan perjalanan ke Tsukiji Fish Market.


Oh iya, Tsukiji Fish Market ini adalah pasar ikan terbesar di Tokyo & salah satu hal yang menjadi daya tarik dari pasar ini adalah melihat proses pelelangan ikan tuna. Ikan tuna yang dilelang ukurannya pun super besar. Bisa coba googling kalau penasaran.

Pelelangan ikan tuna ini berlangsung di inner market mulai pukul 5:25 sampai dengan 6:15 pagi. Selain harus datang pagi hari untuk dapat melihat secara langsung proses lelang ini, ternyata pengunjung juga hanya dibatasi 120 orang setiap harinya.

Nah, karena saya ke Tsukiji Fish Market sudah siang jadi tidak bisa melihat proses pelelangan ikan tuna tersebut. Tapi jangan khawatir, karena masih ada daya tarik berikutnya dari pasar ikan ini. Yaitu, outer market!

Walaupun di bagian outer market dari Tsukiji Fish Market kita tidak bisa melihat pelelangan ikan tuna seperti di bagian inner market, tapi di sini kita bisa melihat beragam produk laut Jepang yang dijual dalam kondisi segar. Selain itu juga ada beragam peralatan memasak maupun suvenir khas Jepang yang dijual di sini. Tidak hanya itu, ada hal lain yang membuat saya senang bukan main.

Bisa tebak apa yang membuat saya excited berada di sini? Ya apalagi kalau bukan jajanan.

Banyak yang bilang, ketika berada di Jepang selain menikmati berbagai destinasi wisatanya jangan lupa juga untuk mencicipi berbagai wisata kulinernya. Bagi saya yang menyukai Japanese food, tentunya saya ingin mencoba makanan dengan rasa asli dari negerinya.

Selama berkeliling di outer market, saya mencicipi scallop bakar yang rasanya enak banget ternyata. Padahal saya juga baru pertama kali makan scallop. Ada juga pilihan jajanan seafood lainnya, seperti ikan, udang, kepiting, kerang, sampai bulu babi. Pilihannya mulai dari yang dalam kondisi segar (alias mentah) sampai yang sudah dimasak.


Ternyata tidak hanya jajanan seafood saja loh, tapi juga ada penjual buah strawberry segar. Semua strawberry dijual dengan kemasan yang menarik & terlihat sekali kesegarannya. Ada yang dijual dalam kotak plastik, ada juga juga yang ditusuk seperti sate. Rasanya? Super segar & manis!

Berkeliling di outer market dari Tsukiji Fish Market rasanya seperti bukan berada di pasar ikan, karena sama sekali tidak tercium bau amis. Belum lagi kondisi lingkungannya sangat bersih, bahkan banyak tulisan "dilarang membuang sampah" di setiap sudut. 

Selain itu juga sulit untuk menemukan tempat sampah, karena kebiasaan masyarakat Jepang untuk tidak membuang sampah sembarangan & menyimpan sampah yang akan dibuang sampai nantinya dibuang di rumah masing-masing atau di tempat sampah umum. Patut banget dicontoh.


Tiba-tiba langkah saya terhenti ketika melihat penjual es krim dengan banyak pilihan rasa, salah satunya adalah es krim sakura. IYA, ES KRIM SAKURA! RASA SAKURA.

Maafin caps lock jebol, tapi memang saya seheboh itu waktu melihatnya.

Karena saya paling tidak bisa menolak untuk makan es krim, apalagi es krim rasa sakura di Jepang sendiri pun hanya ada ketika musim semi. Jadi, mari kita coba! Once in a lifetime~

Eh, tapi kan udaranya lagi dingin? Yakin mau makan es krim? Yakin dong.

Walaupun saat itu masih peralihan masuk ke musim semi yang udaranya masih cukup dingin, tapi di pagi hari sinar matahari cukup menghangatkan kok. Saat makan es krim meleleh di mulut pun justru terasa sangat lembut. Saya pun tidak perlu takut es krim akan cepat meleleh, karena udaranya juga mendukung agar es krim tetap dingin.

Dan es krim sakura yang saya coba di outer market Tsukiji Fish Market ini adalah es krim sakura terenak dari beberapa kali saya mencoba es krim serupa di tempat lain keesokan harinya. You should give a try.

Oh iya, di tempat saya membeli es krim ini harus makan di tempat ya, karena khawatir akan berceceran jika makan es krim tersebut sambil berjalan-jalan. Himbauan ini tertulis dalam bahasa Inggris kok. Hebatnya, tidak ada loh yang melanggar himbauannya.

Puas mencoba beberapa jajanan, tidak terasa sudah masuk waktu makan siang. Iya, kerjaannya selama di Jepang banyak makannya. Tapi banyak juga loh jalan kakinya. Saya memilih sushi sebagai menu makan siang.

Setelah makan siang, kami kembali berjalan kaki ke hotel. Saya & keluarga sholat terlebih dahulu, kemudian semua rombongan kembali pergi menuju destinasi selanjutnya.


Destinasi kedua adalah Asakusa, untuk mengunjungi Sensō-ji Temple.

Dari Ginza kami naik Tokyo Metro (kereta bawah tanah) dengan mengambil rute Ginza Line, yang jaraknya 10 stasiun dari Ginza Station hingga menuju Asakusa. Ini merupakan pengalaman pertama saya mencoba salah satu transportasi massal yang mayoritas digunakan oleh masyarakat Jepang sehari-hari.

Tiba di Asakusa Station, kami keluar di exit gate Kaminarimon. Tidak sampai 500 meter, kita bisa langsung melihat gerbang utama dari Sensō-ji Temple atau disebut juga Kaminarimon.

Banyak sekali turis baik lokal maupun turis mancanegara yang mengabadikan momen dengan berfoto di depan Kaminarimon ini. Tidak ketinggalan, saya & keluarga juga berfoto di sini. Walaupun foto saya saat di depan Kaminarimon ternyata hasilnya blur. Nasib jadi tukang foto, kalau difotoin hasilnya blur sudah biasa~

Sepanjang jalan dari Kaminarimon menuju Sensō-ji Temple, kita melewati Nakamise Shopping Street. Di sepanjang ini berisi toko-toko yang menjual berbagai suvenir hingga jajanan khas Jepang yang sangat sayang jika dilewatkan. Harga barang-barang yang dijual pun cukup terjangkau dan best buy saya di Nakamise Shopping Street adalah beret hat alias topi baret a la Jaiko (generasi 90-an yang nonton Doraemon pasti tahu siapa Jaiko). Oh iya, hati-hati kalap belanjanya :)

  

Sensōji Temple adalah kuil umat Budha tertua yang ada di Tokyo. Tidak hanya termasuk kuil tertua, namun juga merupakan kuil paling berwarna & paling populer di Tokyo. Tidak heran banyak turis yang menjadikan tempat ini sebagai salah satu daftar tujuan wisatanya. Pada waktu-waktu tertentu biasanya juga ada festival atau perayaan yang diadakan di Sensōji Temple ini.

Kami tidak masuk ke dalam Sensōji Temple, cukup melihat dari luar seperti apa aktivitas warga lokal saat berada di sini. Sisanya, kami berfoto-foto di sekitar kuil tersebut. Papa & Mama langsung deh minta difotoin sana-sini, sampai foto dengan perempuan-perempuan Jepang yang mengenakan kimono hingga berfoto dengan nenek-nenek yang juga sedang duduk-duduk di luar kuil.

Sebelum mengakhiri perjalanan kami di Asakusa, kami makan sore (sekaligus makan malam) di restoran halal ramen yaitu Naritaya Asakusa. Ternyata banyak pelajar muslim Indonesia maupun Malaysia yang makan di restoran ini. Bahkan salah satu pekerja magangnya adalah warga Indonesia. Special ramen di sini wajib banget dicoba, enak!

  
  
  

Setelah menikmati ramen, kami melanjutkan perjalanan kami ke tujuan berikutnya. Ini sekaligus menjadi destinasi terakhir di hari kedua, yaitu Shibuya. Dari Asakuka, kembali naik Ginza Line menuju stasiun Shibuya sebagai stasiun terakhir dari rute Ginza Line. Jadi rute Ginza Line itu mulai dari Shibuya hingga Asakusa, dengan Ginza yang berada di tengah-tengah rute.

Kebetulan saat menuju Shibuya, saya sudah membuat janji untuk bertemu teman saya --- Karina, yang satu tahun terakhir ini sedang tinggal di Tokyo bersama suaminya. Kami sepakat untuk bertemu di Hachiko Statue, yang tidak jauh dari exit Shibuya Station. Karena kami tiba di Shibuya sudah menjelang petang, akhirnya kami hanya sempat berjalan-jalan tidak jauh dari Shibuya Station.

Sudah pasti jika berkunjung ke Shibuya, wajib banget melewati Shibuya Crossing untuk merasakan sensasi menyebrang di perempatan teramai di dunia (sudah pastinya yang teramai juga di Jepang). Serius, menyebrang di sini bagaikan menyebrang di lautan manusia. Rame banget! Apalagi kalau jam pulang kantor di malam hari, lebih ramai lagi. Dan saya mencoba di kedua waktu tersebut.

  

Kami tidak berlama-lama di Shibuya, karena harus kembali ke hotel untuk beristirahat & mempersiapkan fisik untuk hari berikutnya. Special thanks to Karina yang sudah menyempatkan waktunya untuk temu kangen singkat di Shibuya.

Kira-kira di hari ketiga, saya akan pergi ke mana lagi ya? Stay tune!

Salaam,
IndahRP

6 comments:

  1. Seruuuuuuu.... pengalaman yang tak terlupakan ya pastinya

    ReplyDelete
  2. foto2 nya crystal clear banget Ndah, makin kece deh hasil potonya Indah. Makanannya so yumm banget ya kayaknya di sana, itu strawberrynya aja keliatan sangat menggiurkan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehehe, Alhamdulillah masih latihan motret sana-sini. Enak-enak emang makanannya, wajib banget nyobain strawberry sih! :D

      Delete
  3. Tahun depan aku ada rencana mau ke jepang, jd ga sabar pingin cepet-cepet kesana. Apalagi pas ngeliat foto ice cream sakuranya, bikin ngilerrr.. :D oia, itu kakak pakai kamera apa? Hasil fotonya bagus-bagus 👍🏻

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga menyenangkan saat nanti ke Jepang yaa.. saya pakai kamera Fujifilm X-A3

      Delete